Senin, 19 September 2011

SETIAP SALAM DISUNNAHKAN DUDUK TAWARUK


SETIAP SALAM DISUNNAHKAN DUDUK TAWARUK

           
            Hadis Sayyidina Abu Hamid Al-Sa’dy r.a yang mengatakan ,”Jika Rosulullah saw. Duduk setelah dua rakaat, beliau duduk di atas kaki kirinya dan menegakkan kaki kanannya. Sedang, jika duduk pada rakaat akhir, beliau mendahulukan (menjulurkan) kaki kirinya dan menegakkan kaki yang satu lagi seraya duduk pada tempat duduknya.”[1]
            Hadis Sayyidina Abu Hamid Al-Sa’dy r.a. antara lain disebutkan <”Sehingga ketika sampai pada sujud yang didalamnya ada taslim, beliau (saw) membelakangkan /menjulurkan kaki kirinya seraya duduk secara tawaruk pada sebelah kiri badannya.”[2]
Pada riwayat lain yang juga shahih, disebutkan, “sehingga ketika sujud yang menjadi penutup shalat (dilakukan), beliau (saw)mengeluarkan kaki kirinya dan duduk secara tawaruk, yakni pada sebelah kirinya.”[3]
            Al-Hafizh Ibn Hajar Al-‘Asqalany mengatakan, [4]“hadis ini menjadi hujjah yang kuat bagi Imam Syafi’I dan orang-orang yang mengikutinya, bahwa duduk pada tasyahud awal itu berbeda dengan duduk pada tasyahud akhir. Dan imam Syafi’I pun menjadikan hadis tersebut sebagai dalil bahwa tasyahud pada sholat subuh itu seperti tasyahud akhir (dari sholat-sholat lain yang tiga atau empat rakaat).”
            Jadi, seseorang disunnatkan duduk tawarruk pada rakaat kedua dalam sholat subuh. Bagaimanapun cara duduk seseorang di dalam sholatnya, hal itu boleh saja, meskipun dia duduk bersila. Tetapi, menurut ijma’, hal itu makruh jika tidak perlu. Demikian seperti disebutkan Al-Hafizh Ibn Hajar Al-‘Asqalany.[5]    


[1] HR. Imam Bukhari dalam As-Sahih (II:305)
[2] HR. Abu Dawud (I : 194) dengan isnad shahih, asalnya dari Bukhari
[3] HR. Ibnu Hibban pada Shahih-nya (V : 188); Imam Baihaqy dalam sunan-nya (II : 129)yang seperti itu. Hadis tersebut shahih.
[4] Terdapat dalam Al-Fath (II : 309).
[5] Dalam Al-Fath (II : 306).